Mantap .. SMPN 1 Sungai Lala Menjadi Sekolah Rujukan Nasional

Mantap .. SMPN 1 Sungai Lala Menjadi Sekolah Rujukan Nasional
Kepala SMPN 1 Sungai Lala, Sudarmono (pakai blangkon) bersama Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Disdikbud Inhu, Syafruddin M.Pd
INHU - SMP Negeri 1 Sungai Lala Kabupaten Indragiri Hulu telah di tunjuk untuk menjadi salah satu sekolah “Rujukan” oleh Direktorat Pembinaan SMP. Kata “Rujukan” konotasinya memang seperti istilah dalam rumah sakit. Hal ini memang benar, sebab sekolah rujukan berarti sekolah yang dapat dijadikan sebagai model/percontohan oleh sekolah-sekolah dilingkungan sekitar. SMPN 1 Sungai Lala berarti mengemban amanah untuk dijadikan rujukan bagi sekolah-sekolah se Indragiri Hulu.
 
Lebih jauh lagi, sekolah rujukan adalah satuan pendidikan (SMP) yang telah terakreditasi A, dan mampu mengembangkan ekosistem pendidikan, budaya mutu, penajaman pada karakter dan budi pekerti yang dapat dijadikan contoh bagi sekolah-sekolah lain.
 
Menurut Kepala Sekolah SMPN 1 Sungai Lala, Sudarmono indikator sebagai sekolah rujukan meliputi terakreditiasi A,  memiliki lingkungan pendidikan yang kondusif, memiliki budaya mutu, melaksanakan program budi pekerti, menjadi pusat keunggulan,  lokasi yang strategis, mudah dijangkau dari segala arah, dan aman."Kita sudah penuhi syarat itu semua, tegasnya.  
 
Dikatakannya, penujukan sekolah yang dipimpinnya tersebut sebagai sekolah rujukan setelah melalui seleksi dari 6000 SMP di Indonesia, kemudian terpilih satu untuk Indragiri Hulu dan 12 se Provinsi Riau. 
 
Dijelaskannya, sebagai sekolah rujukan terdapat kegiatan menciptakan sekolah yang menyenangkan, ramah, tenang, dan nyaman; adanya ruang hijau/taman, serta terdapat fasilitas pembelajaran di luar kelas yang sesuai. Disamping itu juga terdapat program kegiatan silaturrahmi antara warga sekolah. 
 
Diungkapkannya juga, sekolah rujukan juga memiliki fasilitas yang memadai untuk ajang ekpresi dan kreasi bagi peserta didiknya. Memiliki kegiatan yang dilakukan oleh para guru dan wali kelas untuk memahami lebih jauh karakteristik peserta didik.
 
Beberapa program yang dilakukan  untuk menumbuhkan budi pekerti diantaranya, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yaitu gerakan wajib membaca selama 15 menit di setiap pagi hari dan dilakukan oleh seluruh warga sekolah, guru, murid, staf TU, karyawan sekolah. Pada saat kegiatan ini berlangsung di pagi hari, maka saat itu berlaku “Silent Moment” atau keadaan diam tak bersuara, kecuali hanya membaca dan membaca. Tilawah Qur’an15 menit. Kegiatan ini dilakukan juga setiap harinya yang berupa pembacaan kitab suci Al-Quran oleh guru agama melalui pengeras suara, diperdengarkan satu ayat per ayat yang kemudian diikuti oleh seluruh siswa dan guru yang ada dalam kelas. Gerakan Lingkungan Hidup. Merupakan gerakan peduli tanaman dan lingkungan. Pada kegiatan ini seluruh kelas dibawah bimbingan wali kelas dan tim LH menanam tanaman di setiap koridor kelas masing-masing dan juga penciptaan sudut hijau di sekitar lingkugan sekolah.
 
Gerakan Anti Plastik dan Sampah. Gerakan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bagi seluruh warga sekolah akan pentingnya arti kebersihan lingkungan."Kita sudah kerjasama dengan pihak-pihak pengelola sampah plastik, untuk menjual sampah plastik kepada mereka dan ini bisa menjadi pendapatan juga bagi operasional sekolah, tambahnya. 
 
 
 
 
 
 
Sumber: swarainhu

#Pendidikan

Index

Berita Lainnya

Index